Bab Lima: Tentang Berbagai Aspek Mencari Penghidupan, Seperti Keuntungan dan Pertukangan. Segala Ihwal yang terjadi Sehubungan dengannya, dan di Dalamnya terdapat Sejumlah Persoalan).
Makanan dan keuntungan:
- Manusia membutuhkan makanan untuk hidup. Untuk kehidupannya, timbul pengakuan hak milik terhadap benda, dan manusia saling mempertukarkan barang sesamanya.
- Orang harus bekerja untuk hidup. Rezeki haruslah diperoleh dari kerja keras.
- Kerjalah yang menghasilkan nilai. Tidak ada sesuatu kecuali kerja. Kerjalah yang melahirkan peradaban. Kota-kota berkembang dan maju karena warganya yang banyak berkerja, jika tidak kota-kota akan mati.
- Dalam pertukangan, nilai kerja lebih besar dari bahan mentahnya. Nilai kerja harus ditambahkan pada biaya produksi.
- Jika tidak ada kerja dan usaha, maka tidak ada hasil dan keuntungan.
- Keuntungan adalah nilai yang timbul dari kerja manusia.
- Keuntungan akan menjadi akumulasi modal bila ia lebih dari kebutuhannya. Emas dan perak sebagai nilai ukuran bagi akumulasi modal.
- Semua barang, kecuali emas dan perak, merupakan subyek bagi pergolakan pasar.
- Rezeki hanyalah keuntungan yang syah dan dimanfaatkan langsung oleh pemiliknya
Berbagai segi penghidupan:
- “Penghidupan” adalah mencari rezeki dan berusaha mendapatakannya, bisa melalui berburu, bertani, berdagang, dan kerajinan.
- Memerintah bukanlah jalan yang wajar untuk hidup.
- Menjadi pelayan bukan merupakan jalan penghidupan yang wajar dan alami. Ada beberapa tipe pelayan. Pelayan yang cakap dan terpercaya dapat berkerja di kalangan pemimpin pemerintahan. Pelayan yang cakap namun tidak dipercaya masih lebih disenangi daripada tidak cakap tapi dipercaya. Tapi pelayan yang tidak cakap dan tidak terpercaya tidak akan ada yang menggunakannya.
- Memperoleh uang dari harta karun bukan merupakan usaha yang wajar. Ini karena mereka tidak memiliki kemampuan menempuh jalan hidup yang wajar misalnya dengan berdagang, dan karena mereka sudah terperangkap hidup mewah. Mereka bekerja dengan menggunakan sihir. Padahal keberadaan harta karun itu sendiri banyak hanya berupa mitos belaka. Penguburan harta bersama mayat hanya terjadi di Mesir di era kekuasaan orang-orang Kopta, dan jumlahnya sangat terbatas.
Tentang pangkat:
- Pangkat berguna dalam mencari penghidupan.
- Orang berpangkat dibantu oleh kerja orang lain dalam penghidupannya. Orang lain mambntunya baik pada pekerjaan pokok, pelengkap, maupun mewah. Seringkali orang berpangkat tidak memberi upah yang cukup kepada yang membantunya.
- Orang yang tidak berpangkat, mendapat pendapatannya dari sebesar kekayaan dan usaha yang dilakukannya sendiri.
- Orang patuh dan pandai merayu akan beroleh kebahagiaan dalam hidupnya.
- Saling mambantu hanya dapat dicapai dengan paksaan, sebab kebanyakan manusia tidak tahu dengan kepentingan bersama.
- Kadang-kadang kabaikan hanya tegak secara sempurna dengan adanya kejahatan kecil, demi materi-materi.
- Masyarakat lapisan atas memiliki kekuasaan atas lapisan bawah.
- Melimpahkan pangkat kepada seseorang merupakan sebagian nikmat yang paling besar dan mulia, yang diberikan kepada orang di bawahnya. Orang yang diberi pangkat akan patuh dan menyanjung orang yang telah melimpahkan pangkat padanya. Orang yang dekat-dekat raja akan beroleh pula kekayaan dan kehormatan, namun generasi setelah mereka seringkali lupa padahal mereka sebagai anak-anaknya tidak lagi pada posisi tersebut secara langsung.
Orang-orang yang mengurusi agama:
- Ahli fiqih, sarjana agama dan ahli ibadah memperoleh penghidupan yang kaya, karena orang-orang membantu mereka dengan meyakini bahwa mereka telah mambantu Tuhan.
- Bila pekerjaan yang dilakukan dibutuhkan oleh peradaban, maka nilianya besar. Masyarakat tidak memiliki kebutuhan mendesak untuk agama. Hanya raja yang membutuhkan kalangan agamawan. Namun, karena kalangan agamawan telah memandang diri mereka sebagai mulia, maka mereka umumnya tidak terlalu kaya. Mereka cukup dengan kemuliaannya itu.
Tentang Pertanian:
- Pertanian merupakan pelopor untuk penghidupan lain.
- Pertanian merupakan penghidupan orang-orang lemah, karena cara kerjanya mudah dan tidak membutuhkan pikiran yang rumit.
- Lemahnya posisi pertanian karena selalu dikenakan pungutan paksa oleh penguasa.
Tentang Perdagangan:
- Perdagangan adalah memproleh pendapatan dengan menumbuhkan modal. Jumlah nilai yang tumbuh disebut ”laba”. Pedagang membutuhkan modal untuk membeli dengan tunai, dan harus menjual dengan tunai.
- Pedagang dinilai lebih rendah, karena bekerja dengan bujukan, kebohongan dan kelicikan. Tingkah laku pedaganag rendah dibandingkan orang pemerintahan, dan jauh dari keperwiraan dan kejujuran. Karena harus bekerja dengan membujuk, dst. Kebiasaan buruk menimbulkan jiwa yang buruk pada manusianya.
- Berlaku hukum suplai-demand, jika barang bagus dan sedikit maka harga akan tinggi. Demikian pula, jika barang itu mesti diperoleh dari daerah yang jauh maka harganya juga tinggi.
- Menimbun barang bukanlah perbuatan yang baik.
- Harga rendan atau terlalu tinggi sama-sama merugikan, untuk pedagang maupun untuk masyarakat. Kemakmuran akan tercapai pada harga-harga yang wajar dan barang cepat laku di pasar. Untuk barang-barang yang dibutuhkan umum, misalnya produk pertanian, mestinya harganya rendah.
Tentang Pertukangan:
- Pertukangan adalah segala bentuk keterampilan yang dapat memberi penghidupan, bahkan termasuk keterampilan sirkus.
- Pertukangan adalah kerja akal dan keterampilan fisik, yang membutuhkan guru atau pelatihan. Pengajaran dengan cara melihat dan mengerjakan akan lebih mudah.
- Pertukangan akan berkembang baik bila terjadi peradaban menetap yang besar dan sempurna, karena adanya surplus untuk kemewahan hidup. Pertukangan merupakan sektor sekunder. Sebagaimana ilmu pengetahuan, pertukangan dibutuhkan setelah terpenuhinya kebutuhan pokok.
- Bangsa Arab termasuk yang paling rendah pertukangannya, karena banyak mengembara. Cina, India, dan orang-orang Turki lebih maju pertukangannya.
- Pertukangan berkembang dalam kondisi berurat berakarnya peradaban. Hal ini terlihat dari bangunan, tarian-taian, dan lain-lain di masyarakat Andalusia.
- Pertukangan bertambah baik bila permintaan besar. ”Nilai setiap orang terletak pada keahliannya”. Jika mampu memenuhi permintaan negara, maka pertukangan menjadi lebih maju. Jika kota-kota mendekati kehancuran, maka pertukangan tidak lagi dibutuhkan dan mengalami kemunduran.
- Pertukangan membutuhkan eklusifitas. Seseorang sulit ahli untuk lebih dari satu pertuangan sekaligus.
- Keahlian-keahlian yang beradab seperti kebidanan, tulis menulis, membikin kertas dan menyanyi menyebabkan orang-orangnya dekat dengan raja.
- Berbagai keahlian seperti tukang kayu, arsitektur, kebidanan dan kedokteran semakin dibutuhkan di kota-kota. Kebutuhan dokter semakin deras di masyarakat kota yang jenis makanan dan pola hidupnya berbeda dan semakin beragam.
- Kepandaian tulis menulis, misalnya kaligrafi, merupakan bidang pekerjaan yang pneting. Kaligrafi Arab berkembang sangat tinggi di masa pemerintahan Dinasti Tubba, karena memang di era ini kemakmuran tercapai dengan baik. Tulis menulis berkembang seiring peradaban.
- Kepandaian menulis merupakan satu keahlian yang membantu masyarakat hidup. Kemajuan tulis menulis dicapai di Baghdad, lalu berpindah ke Mesir dan Kairo. Tulisan-tulisan yang tidak ditulis secara gamblang menyebabkan tidak efektifnya penyampaian pengetahuan yag dituliskan tersebut. Hal ini karena belum adanya standar dalam penggunaan huruf dan lain-lain. Kepandaian menulis tidak terbatas dalam arti menulis tapi berkembang karena ia komponen dari pengembangan ilmu pengatahuan.
- Keahlian menyanyi merupakan keahlian terakhir yang dikembangkan dalam satu peradaban, karena ia produk dari kemewahan. Dan ia pun menjadi yang paling pertama lenyap jika peradaban masyarakat hancur atau menuju kehancuran.
******