Pemikiran strukturalisme secara umum diposisikan sebagai satu langkah penting yang mesti dipelajari karena ia menjadi basis berkembangnya post strukturalisme dan juga post modernisme. Namun secara tidak langsung, “berfikir dalam struktur” merupakan bentuk analisis yang umum dijumpai dalam perkembangan berbagai konsep dan teori sosiologi, sampai saat ini. Meskipun, batasan tentang “struktur” sangat bervariasi antar ahli, namun hampir seluruh sosiolog menggunakan struktur sebagai komponen pokok dalam menyusun teori-teorinya. Struktur dapat menjadi objek pokok yang dijelaskan, namun dapat juga hanya menjadi latar dari teori yang disusun.
Karakter Teori Struktururalisme
Struktururalisme lahir sebagai reaksi melawan humanisme Jean-Paul Sartre's pada era pertengahan abad ke 20. Ia melihat manusia sebagai individu yang terlepas dari struktur masyarakat tempatnya hidup. Pemikiran seperti ini telah merangsang banyak ahli untuk mendebatnya, dengan menyatakan sebaliknya, bahwa penjelasan tentang individu tidak mungkin dilepaskan dari struktur sosialnya. Individu dan struktur merupakan dua hal yang selalu menjadi objek pokok dalam sosiologi.
Strukturalisme lahir tahun 1960-an didasarkan atas kerja Ferdinand de Saussure yang melakukan studi tentang bagaimana struktur berperan penting yang berada di belakang atau mendasari bahasa. Ia mengasosiasikan strukturalisme dengan bidang linguistik. Ia mencermati relasi antara formal, sistem gramatikal bahasa (langue) dan bagaimana penggunaan bahasa sehari-hari (parole). Parole menentukan pembentukan langue, dimana langue adalah sebuah sistem tanda dimana tiap tanda dipahami dalam konteks hubungan dengan orang lain dalam sistem bersangkutan. Sistem tanda tersebut adalah sebuah struktur, dimana struktur tersebut mempengaruhi masyarakat dengan membentuk kesalinghubungan tanda dalam sistem dan pemahaman mereka tentang dunia.
Saussure memfokuskan pada penciptaan perbedaan, khususnya melalui oposisi biner yang memiliki makna hanya dalam relasinya kepada yang lain. Ide tentang semiotik secara luas menganalisis sistem tanda terhadap berbagai dimensi dari dunia sosial.
Strukturalisme merupakan pendekatan yang berupaya menganalisa bidang-bidang yang spesifik sebagai sesuatu yang kompleks dan saling berkaitan antar komponennya. Pengembangan strukturalisme di kalangan ahli Perancis menggunakan aplikasi secara luas dengan menggunakan ilmu antropologi, psikologi, pdikoanalisis, teori literasi dan arsitektur. Pada awalnya ia bukan merupakan metode, tapi lebih sebagai gerakan intelektual pada era 1960-an di Perancis.
Menurut Assiter, ada empat ide pokok berkenaan dengan strukturalisme sebagai bentuk trend intelektual, yakni: struktur yang menentukan posisi masing-masing elemen dalam keseluruhan, percaya bahwa tiap sistem memiliki struktur, adanya hukum struktural yang lebih berperan pada koeksistensi daripada perubahan, dan struktur merupakan suatu yang nyata yang menjadi basis permukaan kemunculan makna.
Dalam disiplin antropologi dan antopologi sosial, makna yang diproduksi dan disreporoduksi dalam sebuah kultur melalui berbagai praksis, fenomena dan aktifitas; berfungsi melayani sebagai sistem siginifikansi. Kalangan strukturalis berupaya mengungkap ini dengan mengamati perilaku manusia sehari-hari misalnya dalam menyediakan makanan, menjalankan ritual, permainan, teks literasi dan non-literasi dan berbagai bentuk hiburan.
Pemikiran Strukturalisme Claude Levi-Strauss
Selain dari kalangan sosiologi, misalnya Marx, perkembangan strukturalisme sangat dipengaruhi oleh antropologi. Pada disiplin antropologi, Claude Levi-Strauss memberi pengaruh yang kuat. Ia berusaha mempelajari strukturalisme dengan memfokuskan kepada komunikasi. Ia memaknai fenomena sosial pada dampaknya pada komunikasi. Ini berbeda misalnya dengan kalangan Marxis yang melihat bagaimana historik pembentukan struktur, dan lebih fokus pada struktur sosial dan ekonomi.
Strauss di tahun 1950-an menganalisa fenomena kultural termasuk mitologi, kekerabatan, dan penyediaan makanan melalui antropologi sosial. Ia menjelaskan banyak hal berkenaan dengan penulisan linguistik, dan menyatakan bahwa struktur sebagai bentuk "deep grammar" di masyarakat dibentuk dari fikiran yang beroperasi dalam ketidaksadaran. Strauss terinspirasi dari teori informasi dan matematika.
Strauss dapat disebut memperkaya atau melanjutkan penelitian Saussure tentang bahasa, namun Strauss memperluasnya pada fenomena komunikasi. Sistem kekerabatan yang terjadi ia jelaskan sebagai sebuah sistem komunikasi. Dengan cara inilah, maka ia dapat dianalisis secara struktural. Bagaimana masyarakat berbahasa dan bagaimana kehidupan sosial dijalankan, menurut Strauss adalah fenomena yang sama yakni pertukaran sosial. Bahasa merupakan fenomena pertukaran sosial. Makna yang terbentuk merupakan hal yang socially constructed.
Dalam buku Turner (1998) disebutkan bahwa dalam pengembangan ilmunya, Strauss dipengaruhi oleh Durkheim. Bahkan judul bukunya “The Elementary Structures of Kinship” meniru judul buku Durkheim. Ia menggunakan pemikiran Durkheim begitu dekat, sebagaimana dekatnya Marx menggunakan pemikiran Hegel.
Sistem bahasa yang terdapat dalam satu masyarakat merupakan hasil dari fikiran, sebagaimana juga sistem kekerabatan (kinship). Keduanya dihasilkan dari ketidaksadaran atau nir sadar dari fikiran. Di belakang ini semua ada hukum-hukum umum yang mendasarinya.
Dalam menjelaskan kemiripan antara sistem bahasa dengan sistem kekerabatan, Strauss menyebutkan bahwa penggunaan istilah dalam kekerabatan memiliki kesejajaran dengan fonem dalam bahasa. Ia merupakaan komponen dasar untuk menganalisis struktur sosial. Selain itu, istilah-istilah yang dipakai baru memiliki makna ketika dihubungkan dengan sistem yang lebih luas. Ia tidak memiliki makna dengan sendirinya, karena ia merupakan ”makna sosial”.
Strauss melihat pula bahwa pola sistem bahasa dan kekerabatan tersebut tidak sama antar kelompok masyarakat. Ia menemukan penjelasannya, bahwa perbedaan-perbedaan ini diatur atau dibentuk oleh sistem fikiran di masing-masing komunitas bersangkutan. Inilah basis yang berada di belakang yang tidak mudah terlihat. Struktur yang tampak merupakan manifestasi dari sistem mental. ”... the structure of society is but a surface manifestation of fundamental mental process” (Turner, 1998: 479).
Dari penelusurannya tentang kekerabatan dan mitos dan dengan menggunakan model, ia pun menemukan bahwa model mekanis tidak pernah berhasil merefleksikan model empiris. Model mekanis dibangunnya dari analisis secara biner yang berakar pada biokimia dan sistem syaraf manusia.
Daftar Pustaka
Ritzer, George. 1996. Sociological Theory. Mc-Graw Hill Publication International. Edisi keempat.
Turner, Jonathan H. 1998. The Structure of Sociological Theory. Sixth edition. USA, Wardsworth Publishing Cmpany.
******