Kata pengantar oleh Bourdieu :
Buku ini merupakan hasil kerja dengan sekelompok mahasiswa doktoral di bidang antropologi, sosiologi, dan ilmu politik di Universitas Chicago. Buku ini berisi tentang isu paling fundamental dari pekerjaan riset saya, kata Bourdieu. Pembaca akan dapat melihat sintesis dari konsep-konsep pokok Bourdieu dan kaitannya dengan rutinisasi akademis.
Kata pengantar oleh Wacquant:
Buku ini berupaya menyediakan kunci-kunci pokok untuk memahami logika internal dan ekonomi secara luas dari kerja/pemikiran Bourdie dengan memaparkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar dari pekerjaan keilmuan Bourdieu. Buku ini dibagi atas 3 bagian yang bebas namun saling melengkapi satu sama lain.
Bagian I: memuat kunci-kunci untuk memahami konsep ekonomi Bourdieu secara lebih luas dan logika kerja dan pemikiran Bourdieu dengan menarasikan kontur dari landskap intelektualnya dan struktur dari teori nya tentang pengetahuan, aksi, dan masyarakat.
Strategi yang diterapkan Bourdieu adalah dalam upaya mengatasi adanya antimony antara objektifisme dengan subjektifisme, fisik sosial dan fenomonologi sosial, dan untuk mengkontruksi sebuah antropologi generatif (symbolic) yang kuat dari bermacam bentuk dan mekanismenya. Tekanan pada bagian ini adalah penolakan pada dualitas antara individual dan masyarakat. Disini dipaparkan konsep Bourdieu tentang epistemic reflexivity, yang menunjukkan koneksi internal pada pandangan dan alasan2 nya, tentang moralitas dan juga politik.
Bagian 2. Bagian ini dihasilkan dari workshop Chicago, yang berisi dialog konstruktif dimana Bourdieu mengklarifikasi secara keseluruhan bagaimana pemikirannya tentang sisi teoritis dan pelaksanaan riset. Kerja ilmiah Bourdieu adalah suatu tranformasi dari struktur ke field, dari norma dan aturan ke strategi dan habitus, dari ketertarikan dan rasionalitas ke illusio dan practical sense, dari bahasa dan kultur ke symbolic power, dan dari transedental ke suatu konsepsi historik dari pengetahuan yang beralasan yang berupaya menempatkan instrumen dari ilmu sosial kepada kerja untuk politik yang berciri intelektual bebas. Dalam bagian ini pula, ia mengklarifikasi titik perhatian utamanya, yakni pandangannya tentang relasi antara filosofi sosiologi, ekonomi, sejarah, dan politik. Interview di bagian ini didasarkan atas sejumlah paper Bourdieu yang telah ia seminarkan di Inggris dan Perancis dalam periode 3 tahun ia berkerja di Chicago dan Paris.
Bagian 3. Bagian ini berasal dari workshop di Paris. Dalam workshop ini Bourdieu mencari bukan pada teori atau konsep yang pasti, namun disposisi umum untuk menuju kepada penemuan-penemuan sosiologi. Presentasi nya memaparkan bagaimana transformasi dari praktek ke aksiomatik, dan dari aplikasi ke prinsip. Ia membangun pemahaman bagaimana perlunya perubahan dari pemahaman praktek ke diskursus materi yang secara prinsip sesuai dengan alasan-alasan sosiologi (sociology reason). Ia menawarkan tentang penjelasan pengajaran self-referential pedagogy yang total.
Dalam buku ini Bourdieu mengenalkan tentang istilah sosiologi sebagaimana ia pahami dan jalankan, yaitu merefer pada suatu yang bersifat generik (dilahirkan) untuk para praktisi yang memuat berbagai disiplin ilmu sosial. Kerja Bourdieu bagaimanapun tak lepas dari kontradiksi, gap, tension, puzzlements, dan pertanyaan2 yang tak tuntas terjawab. Banyak dari pemikirannya adalah suatu pengetahuan terbuka (openly acknowledge), dan mungkin satu kali menjadi penekanan.
Sosiologi refleksif adalah upaya untuk mencari dampak-dampak diseminasi dari senjata untuk bertahan melawan dominasi simbolic (effect the dissemination of weapons of defense against symbolic domination). Sosiologi seharusnya menjadi meta, dan harus selalu vis-à-vis dengan dirinya sendiri. Hal ini diperlukan agar sosiologi terhindar dari permainan kekuatan sosial yang dominan dalam melakukan studi sosiologi, dan juga bebas dari kekerasan simbolis (symbolic violence).
Jadi, buku ini adalah sebuah undangan atau ajakan untuk melihat beyond Bourdieu dan - kenapa tidak – untuk melawannya jika memang dibutuhkan di waktu lain.
Reflexive =
1. refleksif adalah sesuatu yang berkaitan dengan proses feedback dan positive feedback.
2. merupakan sejenis tambahan langkah dalam kegiatan epistemology dalam keilmuan.
3. Secara bahasa, reflexivity = merefer kepada hubungan yang berputar (circular relationships) antara penyebab dan dampaknya. Terjadi hubungan yang dua arah sekaligus (bidirectional). Penyebab dan dampak mempengaruhi satu sama lain dalam suatu situasi yang memandang keduanya yaitu fungsi2 penyebab dan dampak tersebut.
4. Dalam sociology, reflexivity = an act of self-reference where examination or action 'bends back on', refers to, and affects the entity instigating the action or examination. Capacity of an individual agent to recognize forces of socialization and alter his or her place in the social structure. Contoh di pasar: jika pedagang percaya bahwa harga akan turun, mereka akan menjual barang-barangnya, maka benar, harga menjadi turun. Sebaliknya, jika mereka percaya harga akan naik, mereka segera membeli banyak barang; maka kemudian harga benar menjadi naik.
5. Ini adalah sebuah proses subjektif dari kesadaran diri si peneliti, berkenaan dengan keinginan tahuan dalam proses mempelajari perilaku sosial yang berbasiskan referensi kepada teori tentang relasi sosial.
6. reflexive dalam sociology = artinya, sosiolog harus sepanjang waktu melakukan risetnya dengan dilandasi kesadaran dan perhatian kepada apa-apa dampak yang akan terjadi karena posisinya, juga kesadaran strukur internal yang melingkupinya, dan bagaimana aktivitasnya akan mendistorsi atau merugikan objek penelitiannya.
7. Reflexivity adalah bagian dari solusi, bukan masalah.
Buku ini menjelaskan bagaimana melaksanakan sebuah aktivitas yang dapat disebut dengan sosiologi refleksif.
Tekanan pada reflexivity = his inclusion of a theory of intellectual practice as an integral component of a theory of society, and on method, particularly his manner of posing problems that permits a transfer of knowledge from one area of inquiry into another. (artinya, bagaimana berteori dalam keilmuan dengan sesama ilmuwan tentunya, dan di tengah masyarakat, tentu berupa teori atau pengetahuan masyarakat. Dan bagaimana pula menghubungkan antara kedua kelompok manusia ini, yaitu bagaimana mengkomunikasikan temuan2 di lapangan ke kalangan ilmuwan, dan sebaliknya. Itulah lebih kurang makna refleksif)
Bourdieu mengoreksi Marx, Weber, dan Durkheim dan merumuskan sosiologi reflektif yang khas menurut dirinya sendiri. Sosiolog mesti memperhatikan pada fenomena "sociology of sociology", tak hanya sekedar mengkarakterisasi obejk-objek.
Tentang objektifitas. Bourdieu = transcendental objectivity. There were certain historical conditions necessary for its emergence. Requires certain historical and social conditions for its production. Objectivity may be acquired.
Bourdieu = social scientist is inherently laden with biases. Only by becoming reflexively aware of those biases can the social scientists free themselves from them and aspire to the practice of an objective science.
Refleksif dalam antropologi = tidak melihat masyarakat dan kebudayaan lain semata-mata sebagai fakta di luar diri para penelitinya sendiri namun juga sebagai pengalaman yang melekat pada diri mereka.
Bourdieu = sosiolog yang menghubungkan ide teoritisnya dengan penelitian empiris dan didasarkan pada kehidupan sehari-hari (sosiologi kultural). Contoh: walaupun kebebasan untuk memilih terlihat jelas dalam budaya Perancis, namun selera seni masyarakat misalnya dalam memilih musik sangat berkorelasi dengan posisi mereka di dalam ruang sosial (social space). Contoh lain: seluk-beluk bahasa seperti aksen, grammar, pengucapan, dan gaya bahasa—sebagai bagian dari cultural capital—merupakan faktor utama dalam mobilitas sosial (misalnya: mendapatkan kenaikan gaji, kenaikan jabatan, dsb.)
Bourdieu = teori tanpa penelitian empiris adalah hampa, penelitian empiris tanpa teori adalah buta. Pertanyaan epistemologinya = inti kelayakan ilmu pengetahuan sosial dan syaratnya sehingga bisa menjadi isu sentral. Bourdieu awalnya terpengaruh fungsionalisme, strukturalisme dan eksistensialisme. Tahun 60an mulai mengolah pandangan-pandangan tersebut dan membangun suatu teori tentang model masyarakat. Yakni = gabungan antara pendekatan teori obyektivis dan teori subyektivis sosial yang dituangkan dalam buku yang berjudul ”outline of a theory of practice” dimana didalamnya ia memiliki posisi yang unik karena berusaha mensintesakan kedua pendekatan metodologi dan epistemologi tersebut. Dalam buku ini ia menyerang pemahaman kaum strukturalis yang menciptakan obyektivisme yang menyimpang dengan memposisikan ilmuwan sosial sebagai pengamat. Menurutnya pemahaman ini mengabaikan peran pelaku dan tindakan-tindakan praktis dalam kehidupan sosial.
Bourdieu berhasil menghasilkan cara pandang dan metode baru yang mengatasi berbegai pertentangan di antara penjelasan-penjelasan sebelumnya. Bourdieu = mengembangkan pendekatan strukturalisme generatif yang ditawarkan sebagai kerangka teori dan metoda untuk memahami kompleksitas realitas social. Pendekatan ini mendiskripsikan suatu cara berpikir dan cara mengajukan pertanyaan. Cara berpikir dan bertanya dirancang untuk memahami asal usul struktur social maupun disposisi habitus para agen yang tinggal didalamnya. Dengan pendekatan ini Bourdieu mengajukan sebuah teori bagi analisis dan dialektis atas kehidupan praktis dan menawarkan kesanggupan untuk menunjukkan hubungan saling mempengaruhi antara praktek ekonomi personal dengan dunia sejarah kelas dan praktek social eksternal.
Pendekatan ini = menggunakan cara berpikir relasional antara struktur objektif dan representasi subjektif, serta menghindari adanya reduksi interaksi konkret diantara masyarakat. Pendekatan ini sangat kompleks.
Kritik terhadap Bourdieu:
Merupakan seorang pemikir yang menolak teori murni yang kurang mempunyai basis empiris dan juga menolak empirisme murni yang dilakukan di dalam kevakuman teoritis. Menurut pandangan Jeankins proyek intelektual Bourdieu adalah proyek jangka panjang yang saling berkaitan dan bersifat kumulatif. Apa yang kemukakan oleh Bourdieu berusaha untuk membangun teori tentang praktik social dan masyarakat. Menurut Calhoun, pemikiran Bourdieu tersebut berusaha untuk merumuskan segala pemikiran yang berkaitan dengan aliran Frankfurt secara lebih luas (daripada menyederhanakannya). Colhoun mengartikan teori kritis yang diajukan oleh Bourdieu sebagai sebuah proyek social yang dilakukan secara serentak dengan melakukan kritik terhadap kategori yang telah diterima, melakukan kritik terhadap praktik teoritiknya dan analisis substantif dalam kehidupan social serta analisis kemungkinannya. Kelemahan teori Bourdieu = tidak mempunyai validitas universal.
Aliran constructivist structuralism atau structuralist constructivism Bourdieu = mengacu pada struktur-struktur objektif, terlepas dari kesadaran dan keinginan pelaku-pelaku, yang mampu mengarahkan dan sekaligus menghalangi praktik-praktik atau representasi mereka. Konstruktivisme = terdapat genesis sosial dari skema-skema persepsi, pemikiran, dan aksi, serta bagian lain dari struktur sosial.
Ajaran penting Bourdieu = pentingnya penelitian lapangan.
Bourdieu = metodologi generative structuralism = suatu cara berpikir dan kiat dalam mengajukan pertanyaan. Ia menggambarkan, menganalisis, dan memberikan genesis persona tertentu, struktur sosial, dan kelompok. Ia mengajukan suatu teori analisis dialektis terhadap kehidupan praktis. Metode ini memungkinkan menunjukkan interplay antara praktik ekonomi personal dengan dunia eksternal dari sejarah kelas dan praktik sosial.
Konsep penting Bourdieu:
Habitus = struktur mental atau kognitif” yang digunakan aktor untuk menghadapi kehidupan sosial. Produk internalisasi struktur dunia sosial, atau ”struktur sosial yang diinternalisasikan yang diwujudkan”.
Field = lebih bersifat relasional ketimbang struktural. Field adalah jaringan hubungan antar posisi obyektif di dalamnya. Keberadaan hubungan ini terlepas dari kesadaran dan kemauan individu. Field bukanlah interaksi atau ikatan lingkungan bukanlah intersubyektif antara individu. Penghuni posisi mungkin agen individual atau lembaga, dan penghubi posisi ini dikendalikan oleh struktur lingkungan.
Field = sebuah arena pertarungan. Struktur Field lah yang menyiapkan dan membimbing strategi yang digunakan penghuni posisi tertentu yang mencoba melindungi atau meningkatkan posisi mereka untuk memaksakan prinsip penjenjangan sosial yang paling menguntungkan bagi produk mereka sendiri. Field adalah sejenis pasar kompetisi dimana berbagai jenis modal (ekonomi, kultur, sosial, simbolik) digunakan dan disebarkan.
Modal memainkan peranan yang penting, karena modallah yang memungkinkan orang untuk mengendalikan orang untuk mengendalikan nasibnya sendiri maupun nasib orang lain. Ada 4 modal = modal ekonomis, modal sosial, modal simbolik yang berasal dari kehormatan dan prestise seseorang, dan modal budaya. Modal kultural ini terbentuk selama bertahun-tahun hingga terbatinkan dalam diri seseorang.
*****