Senin, 30 Mei 2011

Sosiologi pengetahuan Berger dan Luckmann

Persoalan Sosiologi Pengetahuan dan Dasar-Dasar Pengetahuan dalam Kehidupan Sehari-Hari

(Berger dan Luckmann, bagian introduction dan part 1)


Meskipun Karl Mannheim dikenal sebagai tokoh utama yang membangun fondasi kerangka teori sosiologi pengetahuan, namun sosiologi pengetahuan semakin memperoleh perhatian besar di Amerika ketika Peter L. Berger dan Thommas Luckmann menulis buku “Social Construction of Reality”. Secara konseptual, sosiologi pengetahuan muncul sebagai respon untuk menyempurnakan ilmu-ilmu sosial yang selama ini dinilai masih mengadopsi ilmu alam. Paradigma positivistik nya dianggap kurang mampu menggali sisi humanistik manusia. Buku ini terdiri dari tiga bab, yakni; dasar-dasar pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat sebagai realitas obyektif, dan masyarakat sebagai realitas subyektif. Paper ini merupakan ringkasan sederhana dari bagian pendahuluan dan bagian I buku Berger dan Luckmann.

Persoalan sosiologi pengetahuan

Secara sederhana, Berger dan Luckman memaknai pengetahuan sebagai hal-hal yang dianggap bernilai dan bermanfaat untuk memecahkan masalah individu. Sementara sosiologi pengetahuan menurut mereka adalah “ ... cencerned with the analysis of the social construction of reality”. Jadi, apa itu “realitas” merupakan titik masuk nya dalam menjelaskan sosiologi pengetahuan.

Dalam bukunya tersebut Berger dan Luckmann mengupas tentang adanya dua objek pokok yaitu realitas objektif sebagai fakta sosial dan realitas subjektif berupa pengetahuan. Ada hubungan dialektis antara realitas objektif dengan realitas subjektif. Realitas subjektif berupa pengetahuan individu akan berproses menjadi realitas objektif yakni ketika menjadi pengetahuan bersama. Dalam proses ini berlangsung eksternalisasi, dilanjutkan internalisasi, dan diakhiri dengan pentipean atau skematifikasi. Dalam proses ini, bisa terjadi realitas subjektif yang dinegosiasikan dan ada pula yang dipaksakan. Realitas objektif berlaku umum, dan sebagai fakta sosial ia memiliki kemampuan memaksa, sebagaimana hukum fakta sosial menurut Durkheim.

Pemikiran Berger dan Luckman tentang sosiologi pengetahuan dipengaruhi pemikiran dari tokoh-tokoh klasik yaitu Marx, Weber, Durkheim, Schutz. Berger dan Luckmann berupaya mengintegrasikan perbedaan-perbedaan dari sosiolog klasik tersebut melalui bangunan teori sosiologi pengetahuan yang ia kembangkan. Ia berupaya menjembatani yang makro dengan yang mikro, antara yang bebas nilai dan sarat nilai, serta antara interaksionis dengan strukturalis.

Sosiologi pengetahuan, adalah cabang sosiologi yang mengkaji proses-proses sosial yang melibatkan produksi pengetahuan. Ada kaitan antara pengetahuan dan kehidupan dan kesalingketerkaitan antara pikiran dan tindakan. Dengan demikian pengetahuan tidak pernah merupakan produk sosial yang bebas dari unsur-unsur nilai dan kepentingan, karena ia selalu berkait dengan keanggotaan kelompok dan lokasi dari individu-individu.

Sementara, “realitas” adalah suatu kualitas yang terdapat dalam berbagai fenomena yang mempunyai level keberadaan (being) yang tidak tergantung kepada kehendak individu manusia. Dalam konteks ini, pengetahuan menjadikan fenomena-fenomena tadi itu menjadi real dan memiliki karakteristik-karakteristik yang spesifik. Kenyataan sosial adalah hasil eksternalisasi dari internalisasi dan obyektivasi manusia terhadap pengetahuan dalam kehidupan sehari-sehari. Proses eksternalisasi dipengaruhi oleh stock of knowledge yang dimilikinya.

Pada intinya, sosiologi pengetahuan menganalisis berbagai hal yang dimaknai sebagai pengetahuan dalam masyarakat. Bidang ini mempelajari bagaimana pengetahuan dikembangkan, dialihkan, dan dipelihara dalam berbagai situasi sosial. Sosiologi pengetahuan juga berusaha memahami bagaimana proses-proses itu berlangsung. Dapat dikatakan, sosiologi pengetahuan melakukan analisa pembentukan kenyataan oleh masyarakat (social construction of reality). Dalam hal ini, dunia ide (pengetahuan) menjadi penentu dunia materi.
Sosiologi pengetahuan, dalam pemikiran Berger dan Luckman, memahami dunia kehidupan selalu dalam proses dialektis, antara the self (individu) dan dunia sosio kultural. Proses dialektis itu mencakup tiga momen simultan, yaitu eksternalisasi (penyesuaian diri dengan dunia sosio kultural sebagai produk manusia), objektivasi (interaksi dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami institusionalisasi), dan internalisasi dimana individu-individu mengidentifikasi melalui lembaga-lembaga sosial atau organisasi sosial tempat ia berada.

Dari proses yang berlangsung dalam tiga momen dialektis yang simultan tadi dan ditambah adanya legitimasi, maka kenyataan sosial telah menjadi suatu konstruksi sosial ciptaan masyarakat itu sendiri. Konstruksi sosial berkarakter plural, relatif, dan dinamis. Lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat memiliki kehendak dalam membangun realitas sosial, dan setiap kehendak tersebut berrelasi satu sama lain dan berusaha saling menguasai.

Dasar-dasar Pengetahuan dalam Kehidupan Sehari-hari

Berger dikenal sebagai salah satu tokoh yang berhasil membawa sosiologi dari analisa makronya yang abstrak menjadi sociology of everyday life. Kehidupan sehari-hari menyediakan dan menyimpan kenyataan termasuk pengetahuan. Ia menjadi pedoman perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan sehari-hari menampilkan realitas obyektif yang lalu diberi berbagai makna subyektif. Namun, kehidupan sehari-hari juga merupakan suatu dunia yang berasal dari pikiran-pikiran dan tindakan-tindakan individu, dan dipelihara sebagai hal yang “nyata” oleh pikiran dan tindakan tersebut. Dasar-dasar pengetahuan tersebut diperoleh melalui obyektivasi dari proses-proses (dan makna-makna) subyektif yang membentuk dunia intersubyektif.

Realitas bersifat jamak (multiple reality) meskipun ada alam homogen yang melingkupinya. Bagi Berger dan Luckmann, realitas objektif adalah fakta sosial yang merupakan ways of thinking, sedangkan fakta subjektif adalah pengetahuan. Keduanya memiliki hubungan yang dialektis. Sesuai definisi Durkheim tentang fakta sosial yang bersifat eksternal, general, dan koersif. Realitas kehidupan sehari-hari merupakan suatu yang berada di luar kontrol, bersifat memaksa, khas, dan terikat oleh berbagai hal yang menyertai keberadaanya. Realitas kehidupan sehari-hari selain terisi oleh obyektivasi, juga memuat signifikasi. Siginfikasi atau pembuatan tanda-tanda oleh manusia, merupakan obyektivasi yang khas, yang telah memiliki makna intersubyektif.

Berger dan Luckmann menjadikan interaksi sosial sebagai perhatian pokok sosiologi. Interaksi ini melibatkan hubungan individu dengan masyarakat, dimana individu senantiasa bertindak secara aktif. Tindakan individu dilandaskan pada makna-makna subyektif yang dipercayai dan dipegang aktor tentang tujuan yang hendak dicapainya, cara atau sarana untuk mencapai tujuan, dan situasi serta kondisi yang melingkupi pada sebelum dan/atau saat tindakan itu dilaksanakan.

Realitas sosial berupa pengetahuan yang bersifat keseharian seperti konsep, kesadaran umum dan wacana publik merupakan hasil konstruksi sosial. Kenyataan itu sendiri bersifat plural, dinamis dan dialektis. Kenyataan bersifat plural karena adanya relativitas sosial dari apa yang disebut “pengetahuan” dan “kenyataan”.

Dalam hal peran bahasa dan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari, Berger dan Luckmann menyebutkan bahwa realitas kehidupan sehari-hari tidak hanya bersisi objektivasi; satu hal khusus dan penting adalah kemampuan manusia memproduksi tanda-tanda (signs). Tanda mesti dibedakan dengan objektivasi lain karena kemampuannya untuk mengindeks makna subjektif. Bahasa merupakan sebuah sistem tanda vocal yang kedudukannya sangat penting dalam masyarakat manusia.

Satu catatan penting dari Berger dan Luckmann adalah berkenaan dengan distribusi sosial pengetahuan. Mereka meyakini bahwa bahwa pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari terdistribusi secara sosial, yang mana ditentukan oleh tipe individu. Struktur relasi yang dijalankan sehari-hari merupakan struktur pendistribusian pengetahuan pula. Struktur itulah yang menjadi media atau saluran pengetahuan sehingga pengetahuan terdistribusi secara horizontal maupun antar generasi.

Sumber bacaan:
Berger, Peter L. Dan Thomas Luckmann. 1979. The Social Construction of Reality: A Treatise in The Sociology of Knowledge. Meddlesex: Menguin Books.

*****