Senin, 30 Mei 2011

Universitas dan Modernitas

(Gerard Delanty bab 1, 2 dan 3)

Modernitas yang pada awalnya berupa perbaikan dalam sistem produksi industri, kemudian telah mempengaruhi segala sisi kehidupan. Delanty memaparkan bahwa universitas berperan penting dalam memberi isi modernitas ini melalui perannya dalam produksi dan komunikasi pengetahuan, setidaknya sampai pada paruh kedua abad ke-21.

Pandangan Delanty tentang modernitas

Modern dan modernitas berakar dari Eropa. Secara tindak langsung, apa yang disebut dengan pengetahuan (universal) sesungguhnya adalah tentang kultur Eropa, Kristen, dan juga lebih borjuis. Nilai-nilai ini lalu direproduksi dan dan didistribusikan ke seluruh penjuru dunia, salah satunya melalui universitas. Melalui disiplin keilmuan ala univeritas kultur ini lalu berkembang. Terlebih lagi, dengan kolaborasi universitas dengan negara di setiap masyarakat, maka adopsi nilai-nilai ini semakin cepat. Universitas adalah agen lahirnya modenitas khususnya dalam label liberal modernity.

Implikasi dari posisinya sebagai tempat produksi pengetahuan, universitas menjadi institusi utama dalam masyarakat yang mewujudkan transformasi dalam modernitas sejauh terkait dengan pengetahuan, produksi, organisasi, serta fungsi dan statusnya dalam masyarakat. Modernisasi juga terjadi dalam produksi, reproduksi, distribusi, serta pelekatan nilai-nilai terhadap pengetahuan. Universitas berperan dalam mode pengetahuan. Mode of knowledge adalah ”production of knowledge as a set of discourses cutting across the institutional of the epistemological”. Sementara, model kultural adalah model interperetatif bagaimana masyarakat memperoleh pengetahuan.

Pada bab 2 Delanty memaparkan bahwa universitas modern datang dari ide pencerahan (enlightment) yang sejajar dengan ide universitas sebagai legitimasi mode of knowledge. Universitas modern lahir di era abad pertengahan (medieval times) dengan melahirkan orang-orang di universitas yang berkarakter kosmopolitan. Manusia dengan karakter ini lalu menghasilkan universitas pengetahuan. Selain berkarakter Barat, juga ada universitas-universitas non kristen dan bahkan muslim. Sebuah Universitas di Timbuktu misalnya memiliki lebih dari 25 ribu mahasiswa di abad ke-15. Namun, peran universitas-universitas di Eropa sangat penting. Menurut Randall Collins, itu karena ia menciptakan dinamika yang kreatif dengan spesialisasi tertentu dan juga lebih kosmopolit. Peran universitas dalam modernitas di Eropa Barat tidak dapat diabaikan.

Pada awal perkembangannya, universitas lebih inklusif, dimana semua bidang dipelajari dan dikembangkan. Perkembangan kemudian, mode of knowledge berubah dari tipe doktrinal ke hermeunetis, sehingga pengetahuan pun semakin jadi free-floating discourse. Modernitas liberal mulai pada abad ke-19, dimana universitas berperan dalam membangun kultur sebagai identitas nasional. Hal ini didukung kondisi lingkungan menurunnya penggunaan bahasa Latin, dan meningkatnya bahasa nasional. Universitas penting dalam mengumpulkan dan mendefinisikan etnografi, materi kultural, kesadaran dan national imaginaries.

Ide tentang pencerahan telah memungkinkan universitas membentuk negara modern. Universitas bergerak di bidang pengajaran dan riset dalam bidang universal knowledge, meskipun pola aktivitasnya tidak sama persis. Universitas di Perancis mislanya tidak pernah memproduksi satu ide dengan cara seperti yang di Inggris, dan terlihat besarnya pengaruh teologi. Teori tentang universitas didasarkan pada knowledge as an end, meskipun Perancis lebih menekankan pada aspek utilitas dan Jerman pada dimensi kultural. Perubahan penting dimulai semenjak Weber melihat pengetahuan sebagai kesadaran utama menuju rasionalisasi. Jadi, ide bagaimana berfikir rasionalisasi melekat di pengetahuan modern yang muncul di Barat.

Di akhir abad ke-20, universitas berada dalam lingkungan masyarakat industrial, dimana struktur kognitif terpisah antara fakta dan value, alasan dan kesetiaan (faith), intelektual dan ekspert, kesatuan nasional (unity of nation) dan negara, serta tradisional dan modernitas. Ia kehilangan hak pencerahanyya untuk menetapkan nilai-nilai, dan cenderung menjadi enclave yang terasing dari masyarakat.

Keterkaitan antara perkembangan modernitas dengan universitas

Pada hakekatnya, nilai modernitas yang diusung secara universitas berasal dari semangat pencerahan dengan ide utamanya pada kesatuan dan universalitas nilai-nilai budaya Barat. Basisnya adalah bahwa mencari pengetahuan sangat penting bagi kesejahteraan. Universitas merupakan tempat utama produksi pengetahuan, yang posisinya di pinggir masyarakat dan di bawah kontrol negara. Meski demikian, pengetahuan tak pernah terinstitusionalisasi secara total. Negara bukanlah konsumen pasif pengetahuan. Tidak semua nilai-nilai baik pengetahuan diadopsi dan dijadikan dasar pengorganisasian negara.

Pada abad pertengahan universitas sudah bersifat kosmopolitan. Saat itu, universitas menjadi tempat pengetahuan universal yang dikaitkan dengan dunia Kekristenan. Universitas pada awalnya merupakan bagian dari biara. Pada awalnya mereka adalah kaum biarawan tetapi akhirnya menjadi sekuler. Dengan terbatasnya teknologi dan bahan tulisan, monopoli pengetahuan ada di tangan orang yang mampu membaca arsip dan tulisan yang ada, yaitu para sarjana. Pada awalnya universitas sangat bebas, tetapi kemudian menjadi semakin nasionalistik dan lemah karakter kekomopolitannya.

Nilai-nilai pencerahan besar pengaruhnya pada universitas di abad ke-19 yang dibentuk di kalangan negara-bangsa moderen. Pada kurun ini ada dua model universitas, yaitu ideal liberal (neohumanis) dan ideal moderen. Model pertama berakar pada neohumanis Jerman tentang kebebasan akademik dan pengetauan demi pengetetahuan itu sendiri. Sementara, ideal modern berasal dari Perancis yang menekankan ilmu pengetahuan dan memasukkan ide liberal.

Mulai awal abad ke-20 universitas lebih banyak mengabdi pada masyarakat industri. Pada bab 3 dipaparkan bahwa abad ke-20 adalah abad modern dimana lahir universitas riset. Dua pertiga universitas di Inggris lahir setelah tahun 1960-an. Universitas merupakan institusi unik, karena memproduksi lebih banyak pengetahuan dibandingkan dengan yang lain. Perannya semakin penting untuk pembangunan sosial, ekonomi, dan politik. Namun, di sisi lain ia melahirkan masyarakat borjuis, dan alienasi kultural dari masyarakat. Universitas kurang menyumbang di sisi kultur, tapi banyak pada etos integrasi. Universitas memberi ke masyarakat bentuk-bentuk model kultural baru yaitu modernitas liberal yang dicirikan oleh pertumbuhan separasi institusi, kultur, spesialisasi dan rasionalisasi. Dalam konteks ini, universitas telah menjadi inkubator organisasi modern.

Universitas juga berperan dalam pengembangan citizenship (partisipasi publik dalam kebjakan publik). Hal ini banyak dijumpai pada paruh kedua abad ke-20, ketika universitas menjadi bagian dari peningkatan partisipasi sosial dalam masyarakat secara lebih luas. Menurut Parson, pendidikan tinggi telah melahirkan revolusi pendidikan (educational revolution).
Sepanjang abad ke-20, merupakan era universitas modern. Universitas model ini muncul dari masyarakat massa dan mencerminkan model budaya dominan integrasi sosial yang didasarkan pada kewarganegaraan sebagai anggota komunitas nasional. Kepercayaan pada kesamaan (equality) merupakan misi pokok yang diusungnya. Universitas mendiseminasikan dua hal: pengetahuan dan kultural.

Alam modernitas abad ke-20 membawa mode pengetahuan baru, yaitu pengetahuan yang dikembangkan dengan disiplin dan dikontrol oleh intelektual ekspert. Ciri lainnya adalah, pengetahuan yang mengalami diferensiasi. Jadi, universitas bukan hanya produser pengetahuan tetapi juga penting penting dalam membangun dan akulturasi budaya.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa universitas adalah institusi yang tidak hanya memproduksi pengetahuan namun juga kultur, misalnya kultur modern. Ia merupakan institusi penting dalam memproduksi dan menyebarkan nilai-nilai modernitas ke segala penjuru dunia. Posisinya yang sentral di sepanjang abad ke-20 membuat perannya menjadi signifikan. Modernitas yang secara inheren terkandung dalam pengetahuan juga diproduksi dan disebarkan oleh universitas.

Bacaan:
Delanty, Gerard. 2001 Challenging Knowledge; The University in The Knowledge Society. London: Open University Press.

******