Senin, 30 Mei 2011

Pengetahuan, Ideologi, dan Diskursus

(Tim Dant bab 10)

Pada bagian awal bukunya, Tim dant telah memaparkan bahwa pengetahuan merupakan penjelasan kunci (key featureI dalam masyarakat. Ia merupakan komponen penting pada sekelompok manusia sehingga dapat disebut sebagai “masyarakat”. Sosiologi pengetahuan yang mulai berkembang tahun 1960-an memiliki posisi yang kontras dengan ideologi dan diskursuis (discourses). Pengetahuan merupakan perspektif yang menekankan tentang karakter sosial dari masyarakat, dan ia merefleksikan nilai-nilai dalam masyarakat.

Pengetahuan ditransfer secara horizontal dan vertikal antar generasi melalui diskursus.
Selanjutnya pada bab 10, Tim Dant menjelasakan tentang konsep Knowledge, Ideology and Discourse. Ketiganya merupakan konsep yang melekat di seputar pengetahuan. Ideologi dan diskursus menjadi jalan untuk memahami bagaimana pengetahuan dalam satu masyarakat.
Era 1980-an dapat disebut masa kebangkitan kembali gairah kepada sosiologi pengetahuan, karena di masa inilah muncul riset-riset kualitatif, analisis wacana, dan analisis kultural. Semua perkembangan ini menyumbang kepada pengetahuan. Pengetahuan dapat dipersepsikan sebagai objek atau sebagai sebuah produk. Pengetahuan dibentuk melalui berbagai kekuatan yakni struktur kekuasaaan, individual, sosialisasi, kultur, bahasa dan struktur sosial.

Secara sederhana, ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan abstrak yang hidup di satu masyarakat. Ideologi dapat pula dianggap sebagai visi yang komprehensif dalam memandang segala sesuatu. Tujuan pokok yang tersembunyi di balik ideologi adalah menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ia diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti konsep politik. Dengan demikian, setiap pemikiran politik mesti mengandung ideologi tertentu.

Dengan cara lain, ideologi bisa dipandang sebagai buah pikiran yang lebih tegas dibanding filsafat, sudah berupa keyakinan atau cita-cita, yang berisi ajaran yang pasti dan jawaban-jawaban yang mutlak terhadap masalah kehidupan manusia. Dant memberi pemahaman yang agak lebar tentang konsep ideologi ini.
Tim Dant membuat uraian yang cukup panjang tentang sosiologi pengetahuan Mannheim. Teori Mannheim dipengaruhi oleh Marx berkenaan dengan ideologi. Menurut Mannheim, sosiologi pengetahuan merupakan studi secara sistematis terhadap pengetahuan, gagasan, serta fenomena intelektual secara umum. Ia mengaitkan gagasan tentang kelompok dengan pandangan tentang kelompok dalam struktur sosial. Dalam bukunya tentang ideologi dan utopia, ideologi dimaknai sebagai sistem gagasan yang berupaya menyembunyikan dan mempertahankan masa kini dengan menafsirkannya dari sudut pandang masa lalu. Sosiologi pengetahuan di satu sisi menyingkap untuk memahami pemikiran dan perilaku manusia, di sisi lain berupaya mengembangkan teori dan situasi kontemporer berkenaan dengan signifikansi faktor kondisi non teoritis dalam pengetahuan.

Pengetahuan merupakan sesuatu yang tidak mudah diidentifikasi secara empiris. Ideologi justeru lebih mudah dijelaskan. Ideologi beradala dalam ranah perspektif politik dan berkaitan dengan klas atau strata politik.
Beberapa ahli menyumbang pada pengembangan sosiologi pengetahuan. Merton misalnya mendiskusikan peran sosial intelektual dalam dalam birokrasi publik. Dari hasil studi sosiologisnya tentang science, ia melahirkan konsep etos keilmuan (”ethos of science”). Selanjutnya, dapat pula dicatat Znaniecki yang mulai berkembang dari tahun 1940-an, lalu Parson yang tertarik pada operasi nilai-nilai dalam lapangan pengetahuan. Sementara di kalangan yang lebih modern, adalah Neisser dan Erickson yang mengembangkan metodologi bagaimana mengembangkan sosiologi pengetahuan sehingga menjadi sesuatu yang ilmiah.
Lebih jauh, pada bab 10 Dant menyebutkan bahwa sosiologi pengetahuan merupakan perspektif yang memandang pengetahuan sebagai hal yang memiliki karakter sosial. Pengetahuan tidak berasal dari ruang kosong, karena ia dibentuk oleh kelompok-kelompok dalam masyarakat. Bahkan pengetahuan tentang agama sedikit banyak juga merupakan socially constructed. Karena itulah, karakter sosiologis masyarakat akan sangat menentukan bagaimana isi pengetahuan pada masyarakat tersebut. Karena itu pula, pengetahuan tidak ada yang bersifat benar secara universal dan sebaliknya salah. Demikian cara pandang perspektif sosiologi pengetahuan.

Dant memaknai pengetahuan sebagai sebuah srtuktur relasi dari berbagai entitas abstrak berupa pengalaman manusia. Pengetahuan ini dimiliki bersama-sama melalui proses komunikasi. Melalui pengetahuan, dapat dipahami karakter manusianya dan lebih jauh dapat pula untuk menduga tindakannya (insiviudla dan kelompok). Pengetahuan dalam perspektif sosiologi pengetahuan berkaitan erat dengan determinasi eksistensial, dimana potensi-potensi kognitif manusia untuk membentuk atau mendapakan pengetahuan dibatasi oleh lingkungan sosial manusia.

Dalam terminologi Dant, ideologi adalah hubungan-hubungan determinatif antara eksistensi sosial dan materil, serta hubungan-hubungan abstraks yang dibangun dalam pengetahuan. Hubungan-hubungan abstrak ini berupaya menyederhanakan sesuatu yang kompleks. Ia pun berusaha mempermudah pemahaman kita tentang berbagai kontradiksi pada karakter sosial dan materil kita. Karena sifatnya yang menyederhanakan itulah ideologi bisa menyembunyikan berbagai kerumitan dan kontradiksi yang melingkupi pengetahuan masyarakat.

Selanjutnya, diskursus dimaknai Dant sebagai proses produksi pengetahuan yang melibatkan berbagai sikap dan tindakan baik berupa persetujuan, atau sebaliknya ketidaksetujuan, debat, serta negosiasi antar individu dan kelompok. Objeknya adalah apa yang dianggap sebagai truth (kebenaran). Debat berkenaan klaim tentang kebenaran ini tidak semata berkutat pada praktek sosial normatif, namun juga relativis. Jadi, dalam diskursus tidak hanya sekedar mempertukarkan makna, tetapi juga adu subyektifitas masing-masing pihak tentang sesuatu berdasarkan konteks yang melingkupi kehidupan mereka bersama.

Diskursus adalah isi atau materi ucapan yang dipertukarkan dalam konteks sosial sehari-hari. Dalam materi percakapan tersebut melekat makna sebagai dimaksud oleh yang menyatakannya. Di sisi lain, makna ini mengalami kontestasi dengan partisipan lain.
Secara sederhana, diskursus adalah perbincangan, namun perbincangan yang mengandung bentuk komunikasi yang reflektif. Komunikasi sehari-hari merupakan sebuah diskursus. Melelui media inilah pengetahuan berkembang, khususnya pengetahuan publik atau pengetahuan awam (istilah Berger dan Luckmann). Di sisi lain, diskursus membuat permasalahan menjadi semakin dalam dan juga rasional.

Tiap masyarakat memiliki seperangkat pengetahuan, ideologi, dan juga diskursus. Ketiga komponen ini selalu eksis dalam tiap social being, yaitu sekelompok manusia dengan satu ciri bersama. Diskursus berlangsung karena adanya bahasa yang sama dalam percakapan yaitu melalui proses komunikasi. Pengetahuan yang pada hakekatnya adalah kumpulan pengalaman manusia, dibentuk dan dikembangkan melalui diskursus. Dalam konsep Dant, pengetahuan dimaknai secara luas, mencakup apa yang disebut dengan rasionalitas, pengetahuan sehari-hari dan pengetahuan yang lebih tingkat tinggi (intelektual).

Tiap masyarakat memiliki pengetahuan yang berbeda-beda, karena pengetahuan lahir dari konteks historis dan sosial yang berbeda. Selain karena konteks historis dan sosial, pengetahuan yang berbeda-beda terbentuk dari pola diskursus yang juga berbeda.
Ada satu bentuk pengetahuan yang khusus, yakni pengetahuan yang diciptakan kalangan ahli. Pengetahuan ini berada di tingkat lebih tinggi, spesialis, lebih abstraks, dan lebih terasing dari masyarakat kebanyakan. Dengan posisi ini ia memiliki kapasitas untuk membentuk dan juga mengkritisi ideologi. Ia memiliki peluang membongkar ideologi yang lama menggayuti masyarakat yang mungkin telah menjadi penyakit atau sumber penyakit sosial.
Dalam konteks inilah pemahaman terhadap pengetahuan dan sosiologi pengetahuan suatu masyarakat menjadi penting. Menurut Dant, sosiologi pengetahuan mampu memberikan kritik terhadap berbagai hal, termasuk memperbaiki struktur kelembagaan produksi pengetahuan. Ia juga mampu memperbaiki struktur dan keefektifan diskursus dalam satu masyaakat. Karena itulah, perhatian pada diskursus menjadi esensial dalam sosiologi pengetahuan.

(Tim Dant bab 11;
Key words: pengetahuan, ideologi, diskursus)

Pokok-pokok gagasan Dant tentang pengetahuan, ideologi dan diskursus; serta hubungan timbal balik antar ketiganya

Sebagaimana perspektif dasar sosiologi pengetahuan, pengetahuan adalah objek yang memiliki karakter sosial. Pengetahuan dibentuk dalam masyarakat, direproduksi dan juga didistribusikan menggunakan struktur dan kultur sosial Pengetahuan merefleksikan entitas abstrak pengalaman manusia bersangkutan. Tidak ada yang mutlak benar, bahkan agama sendiri juga dibentuk melalui kesepakatan-kesepakatan sosial. Pengetahuan dibagi dengan orang lain, dan bahkan generasi berikutnya, dan pengetahuan menjadi pedoman bertindak dalam suatu masyarakat.

Sementara, ideologi menurut Dant adalah apa yang melingkupi pengetahuan masyarakat. Ideologi merupakan ide dasar yang benbentuk relasi determinatif umum antara kodisi eksistensi sosial dan materiil. Semua ini dibangun dalam pengetahuan. Ideologi adalah upaya menyederhanakan kompleksitas pengetahuan sekolompok masyarakat. Selain menyederhanakan, ia juga menutupi berbagai kontradiksi yang sessungguhnya tetap eksis dalam masyarakat bersangkutan.

Terakhir, diskursus dimaknai Dant sebagai upaya mempelajari objek materi ucapan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam diskurus berlangsung pertukaran konteks sosial dan makna yang dimaksud oleh yang menyatakannya. Ia mengkontestasikan makna dan nilai sosialnya dalam percakapan dan komunikasi sehari-hari.
Ketiga komponen ini (pengetahuan, ideologi dan diskursus) selalu dapat dijumpai pada tiap masyarakat. Ia dapat diidentifikasi bahkan dari pembicaraan dua orang dari kelompok masyarakat yang sama. Identifikasi ini bisa terjadi karena mereka merupakan sebuah “social being”, yaitu sekelompok orang yang memiliki karakteristik bersama, terutama budaya dan bahasa yang sama. Hanya melalui bahasa dan kulur yang sama lah diskursus dapat berlangsung. Komunikasi efektif mensyaratkan hal itu. Bahasa dan budaya yang sama pula yang memungkinkan pengetahuan dan ideologi didistribusikan dan dipelihara bersama.
Pada bab 11 “Analysing Knowledge as Ideological Discourse”, Dant menjelaskan tentang bagaimana makna saling dipertukarkan melalui beberapa segemn percakapan. Dari setiap perbincangan dapat disarikan dan dianalisis materinya, serta ideologi apa di belakangnya. Ideologi yang dimaksud disini dalam makna luas. Dari caontoh-contoh ini diperlihatkan bagaimana diskursus berlangsung, dan pengetahuan nampak sebagai fenomena sosial sehari-hari. Selain bahwa dari diskursus terlihat ideologi, proses diskursus juga bisa memiliki akibat-akibat ideologis. Ini bisa terjadi karena dalam diskursus interrelasi antar unsur struktur sosial disajikan dalam bahasa yang digunakan.

Dari diskursus dapat diidentifikasi perspektif pengetahuan, dan akan terlihat pula adanya koneksi kuat antara isi pengetahuan dan konteks sosialnya. Dengan demikian, bika materi dalam pengetahuan diperlakukan serupa, maka hubungan relasi pengetahuan deengan konteksnya dapat pula dianalisis. Banyak hal bisa dipelajari dari diskursus, karena mampu merefleksikan ciri statis dan dinamis dunia sosial.

Satu point penting dalam diskursus adalah berlangsungnya pertukaran makna. Sepanjang proses diskursus berbagai unsur-unsur yang bermakna saling dikontestasikan. Melalui inilah kemudian pengetahuan terbentuk. Kebenaran keilmuan adalah kebenaran yang intersubjektif, atau sesuatu yang secara sosial dikontruksi sebagai “benar”. Jadi, pengetahuan diproduksi dan direproduksi dalam proses saat para pelaku yang terlibat menukarkan dan mentransfromasi makna mereka masing-masing. Makna yang hilir mudik selama percakapan kemudian akan menjadi milik bersama. Pada akhirnya, stok pengetahuan berubah, baik karena berambah atau karena ada yang direvisi.

Dalam contoh yang diangkat Dant - tentang hidup, kesehatan, dan seks- dipelihatkan bagaimana persoalan moral yang muncul saling berelasi dengan moralitas dari agama, perihal reproduksi, dan juga penyakit. Dari narasi itu pula terlihat bagaimana pengetahuan pada awalnya, sebelum percakapan, adalah anggapan; yang kemudian mengalami proses penerimaan sosial. Pengetahuan yang kemudian diterima mestilah diterima secara kesepakatan, dimana pembentukan ini pun tidak lepas dari struktur dan relasi power antar partisipan.

Mempelajari diskursus penting karena melalui inilah pengetahuan terbentuk. Diskursus paling tepat untuk mempelajari bagaimana relasi pengetahuan dalam konteks sosialnya. Analisa diskursus Dant fokus pada isi diskursus, karena dengan analisa ini mampu menghubungkan dunia pengalaman dan tindakan. Dant mencontohkan analisis pengetahuan untuk menunjukkan bagaimana sifat pertukaran terhadap makna bekerja. Bagaimana metoda kekuasaan dipraktekkan untuk mendapatkan efek pengetahuan juga menjadi nampak sekali pada saat pengungkapan kebenaran pernyataan atau kelompok pernyataan ditunda.
Penerapan metode dalam sosiologi pengetahuan pada intinya bermaksud mendapatkan perspesi sosial yang lebih luas. Sejatinya, sosiologi pengetahuan meyakini bahwa pengetahuan merupakan hasil dari proses sosial, dan ia bukan bermaksud mencari kebenaran mutlak. Melalui sosiologi pengetahuan dapat dijelaskan interrelasi meskipun dikaburkan oleh proses sosial yang mengitari pengetahuan.

Sosiologi pengetahuan berkerja dalam lingkungan begitu banyaknya perspektif lain dalam menemukan kebenaran. Namun, metode sosiologi ilmu pengetahuan cukup berbeda, dan ia tidak mudah dipatahkan. Dant optimis dengan kemampuan sosiologi pengetahuan, termasuk kemampuannya untuk memperbaiki bangun kelembagaan yang memproduksi pengetahuan. Dant melihat gejala banyaknya kelompok lain yang sesungguhnya menggunakan perspektif sosiologi pengetahuan.

Bagaimanapun, diskursus merupakan objek yang sangat penting dalam sosiologi pengetahuan. Pengetahuan dibangun secara sosial karena adanya diskursus. Karena alasan inilah, bagi Dant diskursus merupakan titik masuk yang sesuai untuk alat analisa sosiologi pengetahuan. Kalangan sosiolog (pengetahuan) bisa mengungkap pengetahuan dan juga ideologi masyarakat melalui analisa diskursus.

Dari penjelasan di atas terlihat Dant berupaya menunjukkan bahwa antara pengetahuan, ideologi dan diskurusus sesungguhnya berbicara tentang objek yang sama, namun berbeda dalam pendekatan. Sosiologi pengetahuan mesti memperhatikan ketiga objek ini, sehingga aplikasi metodologi sosiologi pengetahuan menjadi optimal manfaatnya. Melalui diskursus, pengetahuan terbentuk, dan melalui diskursus pula dapat diungkap berbagai hal termasuk ideologi dan pengetahuan.

Bacaan:
Dant, Tim. 1991. Knowledge, Ideology, and Discourse: a Sociological Perspective. London: Routledge.

******